Hujan adalah sesuatu
yang kadang di nanti bahkan kita mohonkan turunnya tatkala kemarau sudah
berkepanjangan, kalau umat Islam mengharapkan turunnya hujan dengan
melaksanakan sholat istiqok sebagaiman tuntunan Nabi Muhamad SAW, kemudian para
ilmuwan “menggantikan” sholat istiqok teserbut dengan cara memodifikasi cuaca
untuk “menurunkan” hujan karena bumi sudah betul-betul kering, tapi terkadang juga
kita harapkan tidak turun bahkan sampai berupaya “memodifikasi” cuaca agar
hujan tidak turun di tempat tertentu (orang jawa biasa melakukan hal ini dengan
mengundang “pawang” hujan) manakala intensitasnya sudah begitu tinggi sehingga
seakan akan mengganggu aktifitas kita. Namun demikian apapun itu, kita dapat
mengambil beribu-ribu manfaat dari turunnya hujan karena dengan hujanlah
sebenarnya Alloh menghidupkan apapun yang ada di bumi ini sebagaimana ayat-Nya:
ó( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( xsùr& tbqãZÏB÷sã ÇÌÉÈ
“.... Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
Mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al Anbiya : 30)
berkaitan dengan hujan
ini di dalam Al Qur’an banyak memberikan penjelasan secara gamblang baik itu
proses awal terbentuknya awan sampai diturunkannya awan itu menjadi hujan, sampai
pada manfaat yang dapat diambil dari air hujan oleh kita sebagai penghuni bumi
ini. Tahapan turunya hujan dapat kita simak dari Al Qur’an berikut:
Tahapan-tahapan ini secara
terperinci telah tertulis dalam Al-Qur’an
berabad-abad tahun lalu sebelum informasi mengenai pembentukan hujan disampaikan:
ª!$# Ï%©!$# ã@Åöã yx»tÌh9$# çÏWçGsù $\/$ysy ¼çmäÜÝ¡ö6usù Îû Ïä!$yJ¡¡9$# y#øx. âä!$t±o ¼ã&é#yèøgsur $Zÿ|¡Ï. utIsù s-øsqø9$# ßlãøs ô`ÏB ¾ÏmÎ=»n=Åz ( !#sÎ*sù z>$|¹r& ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±o ô`ÏB ÿ¾ÍnÏ$t7Ïã #sÎ) ö/ãf tbrçųö;tGó¡o ÇÍÑÈ
Allah, Dialah yang
mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di
langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu
kamu lihat hujan keluar dari
celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang
dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. (Q.S: Ar Rum: 48)
Dari ayat di atas kita
dapat mengetahui bahwa tahapan terjadinya hujan adalah:
Tahap pertama: “Allah, dialah yang mengirimkan angin…..”
Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini –yang kaya akan garam– kemudian terbawa angin dan bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari lautan sebagai tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan “JebakanAir”) di sekelilingnya.
Belajar dari sinilah manusia menirukan bagaiman cara
memodifikasi cuaca untuk menurunkan atau mengalihkan turunya hujan dengan cara
menebarkan garam ke awan.
Tahap Kedua : “…..lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal…..”
Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.
Tahap Kedua : “…..lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal…..”
Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.
Tahap Ketiga : “….lalu kamu lihat hujan keluar dari
celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun.”
Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur’an. Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini, selain itu, Al-Qur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.
Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur’an. Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini, selain itu, Al-Qur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.
Hujan
mengakibatkan banjir
Keseimbangan alam ini
sudah diatur sangat luar biasa oleh Alloh, adanya daratan yang terhampar sangat
luas, adanya gunung-gunung dan hutan-hutan sebagai penyangga kehidupan dengan
berlimpahnya simpanan air hujan yang meresap kedalam bumi kemudian dialirkan ke
hilir dalam bentuk mata air yang sangat sejuk dan jernih, sebagai rezeki bagi
makhluk lainnya.
Namun demikian manusia
menjadi makhluk yang merasa “berhak” menentukan mau dijadikan apa bumi ini,
sehingga menimbulkan kerusakan yang dasyat, air yang Alloh turunkan berupa
hujan seharusnya masuk ke dalam bumi untuk kemanfaatan kehidupan, tapi manusia
dengan sengaja menghalangi air tersebut masuk ke dalam bumi, sehingga air
mengalir ke tempat-tempat yang rendah dengan kekuatanya yang dapat
menghancurkan apapun yang dilewatinya. Manusia bahkan membuat rumus-rumus
dengan perhitungannya untuk mengalirkan air hujan yang seharusnya masuk ke
dalam bumi, berapa lebar dan dalamnya drainase yang harus di buat untuk
mengalirkan air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam bumi karena telah
dibuat bangunan dan lupa bahwa sebenarnya bumi juga membutuhkan air untuk keseimbangnnya.
Perhatikan ayat
berikut:
tygsß ß$|¡xÿø9$# Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷r& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_öt ÇÍÊÈ
Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Rum : 41)
Volume hujan sebesar apapun
akan mampu di tampung oleh bumi dengan daya resapannya yang sangat besar,
sehingga air hujan tidak mengalir ke sembarang tempat dan berkumpul dengan
dorongan yang dasyat serta menyapu apaun yang dilewatinya. Ini semua sekan-akan
hujan membuat kerusakan dan penghancuran yang dasyat. Apa benar begitu?
!$tBur Nà6t7»|¹r& `ÏiB 7pt6ÅÁB $yJÎ6sù ôMt6|¡x. ö/ä3Ï÷r& (#qàÿ÷ètur `tã 9ÏWx. ÇÌÉÈ
Dan apa saja musibah
yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan
Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. As Syura: 30)
Dalam hal banjir yang
terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia juga merupakan akibat dari ulah
manusia itu sendiri. Banjir Jakarta, jelas meupakan akibat pembangunan yang
dilakukan tanpa mempertimbangkan faktor keseimbangan, dari luas area yang ada
saat ini Jakarta sudah tidak memiliki area resapan yang memadai, sehingga air
hujan yang turun menggenangi sebagian besar wilayahnya. Hal ini di perparah
dengan pola pembangunan yang di lakukan di kawasan puncak dan bogor yang
memiliki kesamaan. Akibat pembangunan kawasan Puncak dan Bogor baik itu untuk
pemukiman maupun jalan raya, karena kawasan Bogor dan Puncak lebih tinggi
dibandingkan Jakarta, maka air hujan yang seharusnya meresap ke dalam bumi
mengalir ke Jakarta, volume air yang begitu besar akan menutupi Jakarta tanpa
ampun. Dan ini dari tahun ke tahun akan lebih besar lagi, karena kawasan
resapan air hujan semakin sempit, maka air yang mengalir ke Jakarta akan
semakin besar.
Begitu juga banjir
Semarang, Sulawesi, Sumatra dan daerah yang lainnya terjadi karena berkurangnya
area resapan yang air hujan.
Mengurangi terjadinya
banjir.
Banjir terjadi karena
air hujan yang turun tidak dapat meresap ke dalam bumi karena tidak adanya area
resapan air. Karena air tidak meresap ke dalam bumi, maka akan menggenangi
beberapa wilayah dan mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah. Mengalirnya
air tersebut bila volumenya tidak besar tidak akan menimbulkan masalah, tetapi
manakala mengalirnya air tersebut dari wilayah yang luas maka akan sangat luar
biasa besar volumenya, artinya mengalirnya air dalam volume yang besar adalah
kekuatan yang besar pula.
Bagaimanakah mengurangi
terjadinya banjir karena hujan? Jawabnya
tentu saja dengan memasukan air ke dalam bumi agar tidak mengalir ke kawasan
yang lebih rendah. Jawaban ini sebenarnya sangat gampang untuk dilakukan. Pemerintah
dapat membuat aturan bahwa setiap rumah yang dibangun berkewajiban membuat satu
sumur resapan yang difungiskan untuk memasukan air hujan yang turun sehingga
tidak ada air yang mengalir keluar dari area itu. Setiap pengembang selain
menyiapkan sumur resapan dari setiap rumah yang di bangun, masih berkewajiban
membuat kawan yang dikhususkan untuk menampung air hujan agar air tersebut
tidak keluar dari kawasan perumahan yang dikembangkan.
Hampir semua banjir
yang terjadi di Indonesia karena
diakibatkan dari kawasan resapan air yang hilang, Jakarta lebih beresiko banjir
karena kawan ini merupakan penampung air hujan yang terjadi di Puncak dan
Bogor. Sehingga kebijaknya sudah lintas daerah, artinya pemerintah daerah
Jakarta harus kerja sama dengan Jawa Barat untuk membuat kesepakatan kebijakan. Dari pada menghamburkan uang sampai
dengan 40 milyar rupiah untuk melakukan modifikasi cuaca yang hanya berfungsi
sebentar dan tidak menjamin Jakarta bebas banjir, maka akan lebih baik bila
digunakan untuk membangun sumur-sumur resapan di kawasan Puncak dan Bogor agar
air hujan yang mengalir ke Jakarta dapat di kurangi, semakin banyak sumur resapan
yang dibuat maka akan semakin cepat mengurangi resiko banjir Jakarta.
Dengan dibuatnya sumur-sumur resapan maka kita semua dapat mengambil manfaat yang
besar antara lain:
- Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat
mencegah / mengurangi terjadinya banjir dan genangan air.
- Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan
air tanah.
- Mengurangi erosi dan sedimentasi
- Meningkatkan ketersediaan air tanah
- Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi
daerah yang berdekatan dengan kawasan pantai
- Mencegah penurunan tanah (land
subsidance)
- Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
- Meningkatkan kesuburan tanah
- Menghindari bumi dari kekurangi air
Dilihat dari manfaat
yang begitu besar kalau kita mampu memasukan air hujan ke dalam bumi, maka
sudah saatnya pemerintah membuat aturan yang tegas tentang itu. Yaitu membuat
aturan bahwa setiap rumah yang dibangun
harus menyertakan satu sumur resapan untuk memasukan air hujan ke dalam bumi, dan
membuat aturan juga bagi pengembang baik itu perumahan maupun perkantoran,
industri juga jalan raya dan lainnya, untuk membangun tempat-tempat penampungan
air agar dapat meresap ke dalam bumi dengan baik.
Kami secara pribadi
telah merasakan manfaat dari sumur resapa yang saya buat, yaitu ketersediaan
air sumur untuk kebutuhan keluarga kami selalu terjaga. Sebelum kami membuat
sumur resapan setiap musim kemarau tiba sumur kami sebagai sumber air bagi
kebutuhan keluarga selalu kering, tapi setelah kami membuat sumur resapan
ketersediaan air sumur kami selalu terjaga meskipun musim kemarau.
Mari kita balas bumi
yang telah memberikan kehidupan bagi kita dengan memberi dia air murni yang
turun dari langit, karena memang itu yang sebenarnya dibutuhkan bumi untuk
dapat terus memberikan kehidupan kepada kita dan mahkluk lainnya.
STOP....!!!!!!
jangan hanya memasukan tinja dan kotoran lainya ke dalam bumi yang telah
memberikan kehidupan bagi kita.
MARI KITA LAKUKAN!!!!!
Memberikan air suci dan murni ke dalam bumi agar bumi terus menjadi sumber
kehidupan bagi kita......
diambil dari :
Al Qur'an
dan beberapa artikel web
Al Qur'an
dan beberapa artikel web