Selasa, 21 Januari 2014

MENGURANGI RESIKO BANJIR DAN MEMPERTAHANKAN BUMI SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN


Hujan adalah sesuatu yang kadang di nanti bahkan kita mohonkan turunnya tatkala kemarau sudah berkepanjangan, kalau umat Islam mengharapkan turunnya hujan dengan melaksanakan sholat istiqok sebagaiman tuntunan Nabi Muhamad SAW, kemudian para ilmuwan “menggantikan” sholat istiqok teserbut dengan cara memodifikasi cuaca untuk “menurunkan” hujan karena bumi  sudah betul-betul kering, tapi terkadang juga kita harapkan tidak turun bahkan sampai berupaya “memodifikasi” cuaca agar hujan tidak turun di tempat tertentu (orang jawa biasa melakukan hal ini dengan mengundang “pawang” hujan) manakala intensitasnya sudah begitu tinggi sehingga seakan akan mengganggu aktifitas kita. Namun demikian apapun itu, kita dapat mengambil beribu-ribu manfaat dari turunnya hujan karena dengan hujanlah sebenarnya Alloh menghidupkan apapun yang ada di bumi ini sebagaimana ayat-Nya:

ó( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ  

“.... Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al Anbiya : 30)

berkaitan dengan hujan ini di dalam Al Qur’an banyak memberikan penjelasan secara gamblang baik itu proses awal terbentuknya awan sampai diturunkannya awan itu menjadi hujan, sampai pada manfaat yang dapat diambil dari air hujan oleh kita sebagai penghuni bumi ini. Tahapan turunya hujan dapat kita simak dari Al Qur’an berikut:

Tahapan-tahapan  ini  secara  terperinci  telah  tertulis  dalam  Al-Qur’an berabad-abad  tahun lalu  sebelum  informasi  mengenai  pembentukan  hujan disampaikan:

ª!$# Ï%©!$# ã@Åöãƒ yx»tƒÌh9$# 玍ÏWçGsù $\/$ysy ¼çmäÜÝ¡ö6usù Îû Ïä!$yJ¡¡9$# y#øx. âä!$t±o ¼ã&é#yèøgsur $Zÿ|¡Ï. uŽtIsù s-øŠsqø9$# ßlãøƒs ô`ÏB ¾ÏmÎ=»n=Åz ( !#sŒÎ*sù z>$|¹r& ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±o ô`ÏB ÿ¾ÍnÏŠ$t7Ïã #sŒÎ) ö/ãf tbrçŽÅ³ö;tGó¡o ÇÍÑÈ  

Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu  lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. (Q.S:  Ar Rum: 48)

Dari ayat di atas kita dapat mengetahui bahwa tahapan terjadinya hujan adalah:
Tahap pertama: “Allah, dialah yang mengirimkan angin…..”

Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan  partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini –yang kaya akan garam– kemudian terbawa angin dan bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari lautan sebagai tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan “JebakanAir”) di sekelilingnya.
Belajar dari sinilah manusia menirukan bagaiman cara memodifikasi cuaca untuk menurunkan atau mengalihkan turunya hujan dengan cara menebarkan garam ke awan.

Tahap Kedua : “…..lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal…..”


Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm),  awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.
Tahap Ketiga : “….lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun.”

Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara,  meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.


Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur’an. Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini, selain itu, Al-Qur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.

Hujan mengakibatkan banjir

Keseimbangan alam ini sudah diatur sangat luar biasa oleh Alloh, adanya daratan yang terhampar sangat luas, adanya gunung-gunung dan hutan-hutan sebagai penyangga kehidupan dengan berlimpahnya simpanan air hujan yang meresap kedalam bumi kemudian dialirkan ke hilir dalam bentuk mata air yang sangat sejuk dan jernih, sebagai rezeki bagi makhluk lainnya.
Namun demikian manusia menjadi makhluk yang merasa “berhak” menentukan mau dijadikan apa bumi ini, sehingga menimbulkan kerusakan yang dasyat, air yang Alloh turunkan berupa hujan seharusnya masuk ke dalam bumi untuk kemanfaatan kehidupan, tapi manusia dengan sengaja menghalangi air tersebut masuk ke dalam bumi, sehingga air mengalir ke tempat-tempat yang rendah dengan kekuatanya yang dapat menghancurkan apapun yang dilewatinya. Manusia bahkan membuat rumus-rumus dengan perhitungannya untuk mengalirkan air hujan yang seharusnya masuk ke dalam bumi, berapa lebar dan dalamnya drainase yang harus di buat untuk mengalirkan air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam bumi karena telah dibuat bangunan dan lupa bahwa sebenarnya bumi juga membutuhkan air untuk keseimbangnnya.
Perhatikan ayat berikut:
tygsß ßŠ$|¡xÿø9$# Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷ƒr& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ƒÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ötƒ ÇÍÊÈ  

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Rum : 41)

Volume hujan sebesar apapun akan mampu di tampung oleh bumi dengan daya resapannya yang sangat besar, sehingga air hujan tidak mengalir ke sembarang tempat dan berkumpul dengan dorongan yang dasyat serta menyapu apaun yang dilewatinya. Ini semua sekan-akan hujan membuat kerusakan dan penghancuran yang dasyat. Apa benar begitu?
!$tBur Nà6t7»|¹r& `ÏiB 7pt6ŠÅÁB $yJÎ6sù ôMt6|¡x. ö/ä3ƒÏ÷ƒr& (#qàÿ÷ètƒur `tã 9ŽÏWx. ÇÌÉÈ    

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. As Syura: 30)

Dalam hal banjir yang terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia juga merupakan akibat dari ulah manusia itu sendiri. Banjir Jakarta, jelas meupakan akibat pembangunan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan faktor keseimbangan, dari luas area yang ada saat ini Jakarta sudah tidak memiliki area resapan yang memadai, sehingga air hujan yang turun menggenangi sebagian besar wilayahnya. Hal ini di perparah dengan pola pembangunan yang di lakukan di kawasan puncak dan bogor yang memiliki kesamaan. Akibat pembangunan kawasan Puncak dan Bogor baik itu untuk pemukiman maupun jalan raya, karena kawasan Bogor dan Puncak lebih tinggi dibandingkan Jakarta, maka air hujan yang seharusnya meresap ke dalam bumi mengalir ke Jakarta, volume air yang begitu besar akan menutupi Jakarta tanpa ampun. Dan ini dari tahun ke tahun akan lebih besar lagi, karena kawasan resapan air hujan semakin sempit, maka air yang mengalir ke Jakarta akan semakin besar.
Begitu juga banjir Semarang, Sulawesi, Sumatra dan daerah yang lainnya terjadi karena berkurangnya area resapan yang air hujan.

Mengurangi terjadinya banjir.

Banjir terjadi karena air hujan yang turun tidak dapat meresap ke dalam bumi karena tidak adanya area resapan air. Karena air tidak meresap ke dalam bumi, maka akan menggenangi beberapa wilayah dan mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah. Mengalirnya air tersebut bila volumenya tidak besar tidak akan menimbulkan masalah, tetapi manakala mengalirnya air tersebut dari wilayah yang luas maka akan sangat luar biasa besar volumenya, artinya mengalirnya air dalam volume yang besar adalah kekuatan yang besar pula.

Bagaimanakah mengurangi terjadinya banjir karena  hujan? Jawabnya tentu saja dengan memasukan air ke dalam bumi agar tidak mengalir ke kawasan yang lebih rendah. Jawaban ini sebenarnya sangat gampang untuk dilakukan. Pemerintah dapat membuat aturan bahwa setiap rumah yang dibangun berkewajiban membuat satu sumur resapan yang difungiskan untuk memasukan air hujan yang turun sehingga tidak ada air yang mengalir keluar dari area itu. Setiap pengembang selain menyiapkan sumur resapan dari setiap rumah yang di bangun, masih berkewajiban membuat kawan yang dikhususkan untuk menampung air hujan agar air tersebut tidak keluar dari kawasan perumahan yang dikembangkan.

Hampir semua banjir yang terjadi di Indonesia  karena diakibatkan dari kawasan resapan air yang hilang, Jakarta lebih beresiko banjir karena kawan ini merupakan penampung air hujan yang terjadi di Puncak dan Bogor. Sehingga kebijaknya sudah lintas daerah, artinya pemerintah daerah Jakarta harus kerja sama dengan Jawa Barat untuk membuat kesepakatan  kebijakan. Dari pada menghamburkan uang sampai dengan 40 milyar rupiah untuk melakukan modifikasi cuaca yang hanya berfungsi sebentar dan tidak menjamin Jakarta bebas banjir, maka akan lebih baik bila digunakan untuk membangun sumur-sumur resapan di kawasan Puncak dan Bogor agar air hujan yang mengalir ke Jakarta dapat di kurangi, semakin banyak sumur resapan yang dibuat maka akan semakin cepat mengurangi resiko banjir Jakarta.

Dengan dibuatnya sumur-sumur resapan  maka kita semua dapat mengambil manfaat yang besar antara lain:
  1. Mengurangi aliran permukaan  sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya banjir dan genangan air.
  2. Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.
  3. Mengurangi erosi dan sedimentasi
  4. Meningkatkan ketersediaan air tanah
  5. Mengurangi / menahan intrusi air laut  bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan pantai
  6. Mencegah penurunan  tanah (land subsidance)
  7. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
  8. Meningkatkan kesuburan tanah
  9. Menghindari bumi dari kekurangi air
Dilihat dari manfaat yang begitu besar kalau kita mampu memasukan air hujan ke dalam bumi, maka sudah saatnya pemerintah membuat aturan yang tegas tentang itu. Yaitu membuat aturan bahwa setiap  rumah yang dibangun harus menyertakan satu sumur resapan untuk memasukan air hujan ke dalam bumi, dan membuat aturan juga bagi pengembang baik itu perumahan maupun perkantoran, industri juga jalan raya dan lainnya, untuk membangun tempat-tempat penampungan air agar dapat meresap ke dalam bumi dengan baik.
Kami secara pribadi telah merasakan manfaat dari sumur resapa yang saya buat, yaitu ketersediaan air sumur untuk kebutuhan keluarga kami selalu terjaga. Sebelum kami membuat sumur resapan setiap musim kemarau tiba sumur kami sebagai sumber air bagi kebutuhan keluarga selalu kering, tapi setelah kami membuat sumur resapan ketersediaan air sumur kami selalu terjaga meskipun musim kemarau.
Mari kita balas bumi yang telah memberikan kehidupan bagi kita dengan memberi dia air murni yang turun dari langit, karena memang itu yang sebenarnya dibutuhkan bumi untuk dapat terus memberikan kehidupan kepada kita dan mahkluk lainnya.

STOP....!!!!!! jangan hanya memasukan tinja dan kotoran lainya ke dalam bumi yang telah memberikan kehidupan bagi kita.

MARI KITA LAKUKAN!!!!! Memberikan air suci dan murni ke dalam bumi agar bumi terus menjadi sumber kehidupan bagi kita......

diambil dari :
Al Qur'an
dan beberapa artikel web