Kamis, 20 Februari 2014

FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN PENDIDIKAN



Berbagai strategi pembelajaran sudah banyak dilakukan, semua dengan tujuan agar peserta didik mampu menerima dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Terdapat tujuh strategi pembelajaran yang sudah dilaksanakan dari waktu ke waktu yaitu:

1.       Strategi pembelajaran Ekspositori
Yaitu strategi pembelajaran yang dilakukan secara verbal kegiatan pembelajaran berfokus pada guru, artinya guru berperan sangat dominan dan penting dalam strategi ini.

2.      Strategi pembelajaran Inquiry
yaitu strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memfokuskan berpikir secara kritis dan analitis agar dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan atau masalah yang dipertanyakan, bentuk kegiatan biasanya berupa dialog antara peserta didik dengan guru, pendekatan pembelajaran cara ini berpusat kepada siswa (student centered)

3.       Strategi pembelajaran Berbasis Masalah
Yaitu proses pembelajaran yang fokus pada pemecahan masalah yang dihadapi, tentu saja pendekatan ilmiah dikedepankan. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut tidak hanya mendengar, menulis, menghafal, tetapi siswa diarahkan untuk dapat berperan aktif dalam nenyelesaikan masalah, berfikir kritis dan selalu aktif

4.      Strategi pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir
Strategi ini memberikan penekanan pada kemampuan berfikir siswa, dalam strategi ini siswa diarahkan untuk dapat menemukan konsep yang harus dikuasai, dengan metode dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa

5.      Strategi pembelajaran Kooperatif
Yaitu rangkaian kegiatan belajar yang dilaukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, dalam strategi ini terdapat  empat unsur penting yang tidak boleh ditinggalkan yaitu: adanya anggota kelompok, aturan, kemauan belajar setiap anggota kelompok, dan tujuan pembelajaran yang sudah digariskan untuk dicapai dalam setiap kelompok belajar

6.      Strategi pembelajaran CTL
CTL (Contextual teaching and learning) adalah strategi yang menekankan pada keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan dan memahami materi yang dipelajari serta menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata  sehingga dapat mendorong siswa untuk menerapkan dalam kehidupan mereka

7.      Strategi pembelajaran Afektif
Strategi ini berbeda dengan pembelajaran kognitif dan psikomotor, penekanan pembelajaran yang menitikberatkan pada sikap peserta didik yang berkaitan dengan nilai (value) kepribadian, hasil dari strategi ini sulit untuk diukur karena menyakut pada kesadaran  yang tumbuh dalam diri seseorang atau peserta didik

Berbagai strategi di atas tentu saja terdapat kelemahan dan kelebihan masing-masing. Namun demikian keberhasil strategi pembelajaran tentu juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan perkembangan teknologi utamanya perkembangan teknologi informasi. Teknologi informasi telah mampu menghipnotis penggunanya secara masif. Sangat berisoko bila teknologi ini dipergunakan oleh seorang siswa yang sedang dalam masa pertumbuhan baik itu jasmani maupun kejiwaannya.
Perilaku siswa sangat dipengaruhi oleh pola pergaulan yang semakin jauh meninggalkan norma-norma yang berlaku dimasyarakat secara umum. Penggunaan teknologi informasi ini juga telah mengarah pada perubahan perilaku masyarakat secara umum (terjadi pergeseran sosial dalam masyarakat).
Belajar dari berbagai kasus yang terjadi pada peserta didik, baik itu SMP/MTs, SMA/MA yang kesehariannya memegang alat komunikasi yang multi fungsi serta adanya fitur internet dan jejaring soisal, semakin memberikan dampak yang negatif terhadap peserta didik. Komunikasi dengan teman sebaya, yang dilakukan secara terus menerus hingga larut malam dengan bahasa yang dapat menghipnotis kesadaran akan mengarahkan pola pikir dan perilaku anak jauh dari harapan para orang tua dan sekolah. Dengan demikian apapun strategi pembelajaran yang dilakukan tingkat keberhailannya tidak dapat maksimal.

Mengurangi dapat negatif penggunaan  IT
Hampir dapat dipastikan kita (termasuk peserta didik) tidak dapat meninggalkan sarana telekomunikasi dan bahkan semakin hari semakin luar biasa perkembangannya baik itu secara hardware maupun software, dengan berbagai fitur yang semakin canggih, semakin murah biayanya dan tentu saja semakin memanjakan para penggunanya. Tentu setiap perkembangan memiliki dampak baik itu positif maupun negatif. Dampak positif yang dapat kita ambil tentu saja sangatlah banyak, tetapi bagi para pengguna yang beresiko justru dapat meningkatkan resiko negatif. Contoh dampak negatif untuk para peserta didik adalah berkurangnya kemauan berfikir secara serius untuk menyelesaikan suatu permasalahan karena semua jawaban sudah tersedia di internet. Apaun masalah yang dihadapi dapat di carikan solusi di internet, terutama tugas-tugas sekolah yang menuntut pemberdayaan berfikir. Mereka akan mencari jalan pintas dengan cara copy-paste. Ini semua akan menurunkan kemampuan berfikir siswa secara signifikan, kemampuan menulis, kemampuan membaca, kemampuan menganalisa tidak terasah dengan baik bahkan cenderung terkebiri dengan teknologi informasi. Untuk mengurangi dapak negatif tersebut dapat kita lakukan upaya memberikan dorongan semangat melalui Outbond (icebreaker)dan Hynoterapi.

Manfaat  Outbond (icebreaker)
Dalam beberapa kasus outbond digunakan untuk meningkatkan kesegaran dan kebugaran serta mengembalikan kesegaran berfikir. Pada umumnya kegaitan ini memadukan dua hal yaitu bermain dan berfikir. Bermain karena memang kegiatan ini dikemas dalam permainan-permainan yang sebenarnya sederhana, menarik, dan menyenangkan. Berfikir karena untuk dapat menyelesaikan permainan harus memutar otak. Lebih lanjut dalam peraminan ini beberapa permainan ada filosofi yang sangat tinggi yang dapat menaikan tingkat kesadaran berfikir para pelaku atau peserta outbond.
Manfaat Game-game dalam outbond antara lain:

  1. Bagi anak (TK, SD) hanya berfungsi menjadi permainan.
  2. Bagi remaja (SMP,SMA) dan orang dewasa sebagai pembelajaran.
Outbond mengembalikan pola pikir positif dan kebugaran.
Seorang pelatih outbond tentu saja akan dapat mengembalikan kesegaran para peserta untuk kembali berfikir realistis dengan penuh kesadaran. Ini akan membawa dampak yang sangat positif bagi perkembangan daya fikir dan analisa siswa karena sudah diberikan motivasi melalui pilosofi permainan yang telah dilakukan. Peserta dituntut untuk berfikir realistis dan bertindak secara bijak.


Hypnomotivasi (Mind Technology For Education)
Keberhasilan mengembalikan kesadaran peserta didik melalui kegiatan outbond, dapat dilanjutkan dengan kegiatan hynomotivasi. Keuntungan menggabungkan dua kegiatan dalam satu paket akan mengembalikan secara utuh kesadaran peserta didik, yaitu Mind, Body, and Soul. Tiga unsur itu merupakan hal yang sangat penting kaitannya dengan pendidikan yang dilakukan. Dengan mengolah mind, body & soul kemudian mengarahkan pikirannya (mind set) bahwa dirinya dapat berprestasi baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Hampir semua dari kita sepakat bahwa merubah mind set siswa tidak cukup dengan ceramah, teguran ataupun hukuman, bahkan kemungkinan akan kontraproduktif. Karena keseharian siswa yang sudah begitu dimanjakan oleh berbagai fasilitas kehidupan telah membentuk alam bawah sadar mereka hidup itu hanya melulu kemudahan.