Senin, 14 Juni 2010

BUNDA

Satu kata yang begitu indah, sangat akrab di telinga dan tentu saja membuat kangen. Bunda, adalah sapaan seorang anak kepada ibunya yang di dalamnya mengandung arti yang sangat dalam, dan didalam kata bunda ada sifat "manja" yang tersirat. (entahlah saya bukan ahli bahasa). Panggilan ini tentu saja datang dari seorang anak kepada ibunya yang tercinta. Tapi bagaiman bila seseorang memanggil seorang ibu yang dia adalah bukan anak dari sang bunda tersebut?.... sulit memang menjelaskan, tapi paling tidak ada kesan memberikan "penghormatan" dan "menuakan" pada yang disapa. Menuakan bukan berarti menganggap benar-benar tua dari sisi usia, Sebagai contoh seorang yang menjadi perangkat desa atau ssseorang yang dari sisi ilmu agamanya lebih dari yang lain biasanya "dituakan" oleh masyarakat sekitarnya.

Bunda, ini mulai akrab dan biasa keluar dari mulut saya sejak sekitar 2 bulan yang lalu, berawal dari seorang teman yang memulai dan saya mengikutinya,.... e ,,, kebablasan. Tapi kata bunda yang saya ucapkan sangat padat arti di dalamnya, syarat makna, meskipun saya tujukan kepada seseorang yang jelas-jelas bukan "bunda" ku. Kata bunda ini begitu kental dan kaya penghayatan. Saya bisa merinding karenanya, saya bisa semangat karenanya, saya bisa termotifasi karenanya, ya memang bukan segala-galanya tetapi tetap dapat mewarnai jalanya hidupku saat ini.

Kekagumanku terhadap bunda, tentu saja sangat berbeda kekaguman yang ditunjukan oleh seorang pria dewasa kepada lawan jenisnya. Bahkan kekaguman ini sangat murni, tanpa diembel-embeli sesuatu yang tidak baik, maksud yang tersembunyi dan keinginan-keinginan yang lainnya.

Lama saya berkelana, dengan berbagai macam kejadian yang saya alami, dengan berbagai kegagalan yang kuhadapi, permasalahan yang luar biasa yang sebenarnya sudah mengantarkan hidupku dalam satu keputusasaan yang luar biasa. Pernah suatu ketika terperosok ke dalam kenistaan, pernah suatu ketika tersanjung demikian membahagiakan, hidup bergelimang kemudahan dan fasilitas. Tidur dengan nyaman berbulan-bulan di hotel di ketinggian puncak, atau hidup berbulan bulan di hotel di tepian pantai.

Perputaran roda kehidupan begitu jelas dan sangat terasa dalam diriku, dan pernah saya berharap dan sangat berharap ketika roda sedang di atas berhenti berputar, ternyata hal itu tidak terjadi dan roda itupun masih berputar hingga detik ini, karena perputaran roda kehidupanku akan terhenti bersamaan dengan berhentinya hembusan nafasku. Namun saya sangat yakin akan kebesaran Alloh, bahwa dari semua hidup yang saya alami adalah jalan hidup yang memang harus saya lakoni.

Bunda, jalan hidup memang berbeda-beda, Alloh yang telah menentukan tidak akan pernah seseorang memiliki jalan dan cerita hidup yang sama, ada kalanya kelam, adakalanya sangat membahagiakan, semua sudah tertulis dalam garis nasibnya.

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:

Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga

Dan dalam Al Qur'an di jelaskan

"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, yang menciptakan
(semua mahluk) dan menyempurnakannya, yang memberi takdir
kemudian mengarahkan(nya)" (QS Al-A'la [87]: 1-3).

Kita tidak akan pernah tahu akhir "dongeng" yang kita perankan, meskipun kita sudah di ujung senja, maka hal yang paling bijaksana adalah dengan berdo'a sebagaimana yang telah diajarkan Alloh lewat Al Qur'an:

"Ya Tuhan kami, jangnlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya..."(QS 2: 286)

Wallohu a'lam .....

1 komentar: