Jumat, 11 Juni 2010

(mirip) ARIEL DAN VIDEO PORNO ITU

Heboh tetang peredaran video porno (mirip) Ariel Peterpen dengan beberapa artis membuat negeri ini sibuk, utamanya dikalangan masyarakat, HP tidak kosong dari video itu, bahkan di gedung dewanpun panja yang dibentuk ketika akan mulai rapat kerja pimpinan harus mengingatkan agar peserta rapat tidak tergoda dengan video porno itu.

Alhamdulilah, saya dari muda tidak suka tentang hal-hal begini, diberi VCD teman pun tidfak pernah saya lihat, saya sangat takut menggunakan mata saya untuk melihat itu. Allah telah memberikan anugerah yang begitu tak ternilai agar dimanfaatkan dalam hal-2 yang baik dan terpuji, mulut, pikiran dan seluruh anggota tubuh yang telah duberikan adalah nikamt yang tak pernah bisa dihitung oleh siapapun dab berapun. Memanfaatkan segala yang Allah berikan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah keagamaan, kaidah budaya timur adalah wujud dari rasa syukur atas pemberianNYa.

Mengapoa kita harus menghindari hingar bingar pornografi dan penyebaran aib sesama?

Pertama:
wujud dari rasa syukur kita atas segala nikamt yang telah di berikan oleh Allah.
Allah SWT berfiman dalam Al Qur'an pada Surat Ibrahim ayat 7

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Se- sungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Karena segala kesempurnaan yang ada pada kita adalah wujud dari rizki yang Allah berikan, maka kita harus memanfaatkan dalam kebaikan. sedangkan rizki yang berupa materi sebagian harus kita sedekahkan.

Kedua:
Porno grafi yang dilakukan oleh orang itu adalah merupakan aib bagi para pelakunya, mengapa kita harus terjebak dengan situasi itu? mengapa kita mesti menyebarkan aib oran lain?


إِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ أَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (An-Nur: 19).


وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: ((كُلُّ أُمَّتِى مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِيْنَ، وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهِرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا، ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ عَلَيْهِ فَيَقُوْلُ: يَافُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَ، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ)) متفق عليه

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Seluruh umatku akan diampuni dosa-dosa kecuali orang-orang yang terang-terangan (berbuat dosa). Di antara orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang yang pada waktu malam berbuat dosa, kemudian di waktu pagi ia menceritakan kepada manusia dosa yang dia lakukan semalam, padahal Allah telah menutupi aibnya. Ia berkata, “Wahai fulan, semalam aku berbuat ini dan itu”. Sebenarnya pada waktu malam Tuhannya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi justru pagi harinya ia membuka aibnya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah. (Muttafaq ‘alaih HR: Bukhari dan Muslim).


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain”. (Al-Hujurat: 12).

Tidak akan pernah kita memetik manfaat dari aib orang lain, kecuali Allah akan membuka aib yang kita miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar