Senin, 07 Juni 2010

KEMENANGAN GOLKAR ATAS PEMERINTAHAN SBY

Golkar adalah partai besar, berkembang dan menjadi penguasa selama lebih kurang 32 tahun, dengan sebutan ORDE BARU. orde dibawah kepemimpina presiden Suharto. Sempat menjadikan Indonesia negara yang sangat di segani, menjadi Macan ASIA dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, pembangunan yang stabil, keamanan yang stabil, semua serba stabil. Setelah Orde baru dijatuhkan oleh mahasiswa (tentu ada tokoh pneggeraknya, dan menyebut dirinya tokoh "reformasi"), golkar tidak lagi menjadi partai politik yang mayoritas tunggal.

Meskipun Golkar bukan lagi partai pemenang pemilu, meskipun golkar bukan lagi sebagai partai penguasa, tapi Golkar tidak kalah "berbahaya" dari golkar sang pemenang pemilu. Golkar (baca: Abu Rizal Bakie) tidak akan pernah merelakan negeri ini tenang dan damai di bawah kendali orang di luar golkar. Maka ketika munas golkar pun mencari sosok ketua umum yang "tega" dan "berani" mencabik-cabik siapun pemimpin negeri ini. Muncullah sosok Abu Rizal Bakrie, pengusaha kelas kakap, politikus kelas kakap, dan perilaku kelas kakap.

Berawal dari Situbondo, yang menjadi "neraka" dunia bagi para pendudknya, sang tokoh sang pemegang saham mayoritas PT Lapindo Brantas, akan melakukan ekplorasi migas di kawasan itu, terjadi kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan itu. Musibahpun dimulai, lumpur panas terus mengalir dengan deras hingga sudah masuk tahun 4, menutupi semua kehidupan masyarakat sekitar, ribua orang kehilangan segala-galanya.

Sang tokoh bersikeras bahwa itu adalah peristiwa alam, banyak masyarakat yang tahu, kemana arah dari keinginan sang tokoh menjadikan peristiwa itu sebgai kejadian alam. Tentu sang Tokoh menginginkan negara mengambil alih seluruh akibat dari kejadian itu. Beruntung negeri ini banyak "Manusia" berhati dan berpikiran bening. Salah satu "manusia" Indonesia itu adalah Sri Mulyani, sang tokoh keuangan negeri ini yang di elu-elukan oleh dunia internasional. Sri Mulyani menolak dengan keras keinginan PT Lapindo Brantas, keinginan sang Abu Rizal Bakri.

Maka, disusunlah strategi untuk menjatuhkan Sri Mulyani, Bank century dijadikan alat awal. Abu Rizal melalui kuasanya di Golkar terus mengobok-obok negeri ini. Bahkan mulai melakukan perseteruan dengan Presiden, " saya tidak bisa di ancam-ancam" katanya di sambut tepuk tangan para bawahan yang sudah dibius oleh Abu Rizal. Karena hebatnya Sri Mulyani, dan Bank dunia tahu kalau Menteri Keuangan ini sedang di Sisksa oelh para politisi dalam negeri, maka "kehebatan dan kepiawaian"nya akan di manfaatkan untuk mengembangkan bank dunia, dan terbanglah dia ke Amerika.

Kini setelah Sri Mulyani tidak menduduki pos menteri keuangan, Abu Rizal Bakire melalui golkarnya, mulai berulah lagi. Usulan dana Aspirasi 15 milyar per anggota dewan terus di dengungkan. dengan berbagai alasan pembenaran para politisi golkar akan merampok keuangan negara di tengah-tengah masih banyaknya penderitaan rakyat. Saya sangat yakin dan percaya, kalau menteri keuaangan masih Sri Mulyani, Golkar tidak akan pernah berani meminta dana aspirasi, karena mereka tahu tidak akan pernah berhasil, karena mereka tahu kalau Sri Mulyani orang yang sangat bijaksana, hanya mereka malu mengakuinya, yah,.... namaya juga ABU ( AKAL BULUS). Rasanya GOLKAR ingin pemerintahan di luar kendalinya tidak solid dan tidak bisa melaksanakan agendanya. Tentu saja dengan tujuan untuk dapat kembali berkuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar