Senin, 31 Mei 2010

KEBEBASAN

Satu kata ini sangat luar biasa,......
Setelah seseorang di masukan ke dalam penjara entah karena kesalahannya atau karena yang lainnya, dia akan sujud syukur atas kebebasannya setelah sekian lama dibeleggu dalam jeruji besi. Bangsa Indoesai juga berjuang sampai titik darah penghabisan utuk dapat terbebas dari beleggu penjajah. Kalau kita menengok tahun 1998 ribuan mahasiswa berkumpul di Jakarta dan menduduki gedung DPR untuk dapat bebas dari Orde Baru yang menurut mereka telah membelenggu kebebasan, walaupun setelah orde baru rutuh keadaan tidak lebih baik, bahkan meurut saya jauh lebih buruk dan mengenaskan.

Kebebasan juga di tuntut oleh para pekerja pers,.... mereka berpendapat bahwa kebebasan pers harus di berikan seluas-luasnya,..... yach namanya juga manusia inginnya memang bebas. mereka (khususya para penuntut kebebasan pers) tidak menyadari betapa berbahayanya bila kebebasan pers itu di buka tanpa batas, mereka selalu berdalih atas nama hak memperoleh informasi,.... sok wae lah,..... berargumen. Contoh kebebasan ini sangat banyak, misalnya ketika orde baru berkuasa, para penjuan VCD PORNO tidak akan pernah berani menjajakan dagangannya secara terbuka, di pajang di etalase, atau di jejer di atas selembar plastik di penggir jalan, sekarang gambar-gambar aurat manusia itu mewarnai etalse dan ditawar dengan harga yang sangat murah (RP. 10.000, dapat 3 keping). Kerusakan hutan juga seakan tidak terbendung, kalau jaman orde baru hanya pemegang HPH yang melakukan perusakn hutan, sekarang masayarakat awampun ikut andil dalam perusakan ini.

Berperilaku bebas memang adalah sifat dasar manusia, ingin berbuat ini, berbuat itu tanpa harus ada yang menghalangi. ini sifat dasar yang diberikan Tuhan kepada mahkluk-mahkluknya, hewan misalnya. Keinginan untuk bebas karena manusia memiliki "Nafsu" sebagaimana hewan. Malaikat adalah makhluk Tuhan yang sama sekali tidak menginginkan kebebasan, karena malaikat adalah makhluk yang tidak memiliki "Nafsu".
Sedangkan manusia adalah mahkluk yang diberi Tuhan Nafsu dan Akal.
Manusia memiliki dua perpaduan "Nafsu dan Akal", sifat dasar ingin bebas tetapi karena di beri akal sehingga manusia dapat berfikir dan mengendalikan kebebasanya, degan diberikanya dua instrumen ini terhadap manusia, maka seharusnya tidak akan pernah ada kebebasan mutlak yang dimiliki manusia, kecuali hak-hak yang memang melekat sejak kelahirannya. Misalnya hak beragama, hak untuk hidup, dan beberapa hak yang memang tidak bisa digangu oleh siapapun.

Dalam beberapa kajian Al Qur'an sudah memberikan rambu-rambu kepada manusia dalam berperilaku dan menentukan tindakan, bahkan sejak manusia dilakhirkan Allah sang pemilik ruh telah dengan tegas mengatakan :

( وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون )
“Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”

( أفحسبتم أنما خلقناكم عبثاً وأنكم إلينا لا ترجعون )
“Maka apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian untuk hal yang sia-sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami “

Kajian di atas cukup dalam hingga kita dapat mengambil hikmah dari padanya. Silahkan melakukan apa yang anda inginkan, sebebas-bebasnya, namun yang perlu di ingat adalah bahwa semua itu akan ada akibatnya. Kebebasan yang kita lakukan dibatasi juga oleh kebebasan orang lain, jangan sampai kita melakukan kebebasan berujung pada pelanggaran hak kebebasan orang lain, menurut pendapat saya, Barang siapa melakukan pelanggaran atas hak orang lain, maka sebenarnya secara langsung dia memberikan hak kebebasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar