Kamis, 20 Mei 2010

UJIAN ULANGAN

Tanggal 7 Mei 2010, adalah hari di umumkannya hasil Ujian Nasional tingkat Sekolah Menengah Pertama, hasilnya tidak banyak yang terkejut tidak jauh berbeda dengan 2 minggu sebelumnya yaitu ketika hasil Ujian Nasional Tingkat Menegah Atas di umumkan. Kebijakan pemerintah untuk mengulang ujian bagi para siswa yang tidak lulus merupakan salah satu "solusi" atau mungkin karena pemerintah kalah "perang" dengan para siswa ketika di gugat ke pengadilan tentang ujian nasioanl.

Menururt saya siswa yang tidak lulus secara akademik tidak mungkin akan mencapai nilai yang telah di tetapkan karena memang kemampuan secara kademik rendah. Namun demikian bukan berarti anak tersebut tidak berpendidikan. Nilai non akedemik bagi siswa yang akademiknya rendah dapat diajdikan acuan untuk mengangkat anak tersebut. Karena jutaan manusia tidak mengandalkan masa depan mereka melalui nilai mata pelajaran yang dujikan secara nasional.

Banyak juga siswa yang nilai akedemiknya tinggi tapi tidak memiliki keterampilan menjadi bulan-bulanan lingkungan kerja, menjadi bulan-bulanan kehidupannya, karena memang mata pelajaran yang di ujikan secara nasional bukanlah mata pelajaran yang memberikan keterampilan psikomotor untuk masuk dalam dunia kerja pada umumnya. Ujian nasional baik memang untuk menjadi ukuran tingkat kemampuan peserta didik namun demikian bukanlah satu-satunya ukuran untuk meluluskan peserta didik.

Banyka cerita miring untuk menyiapkan peserta didik lulus dari ujian nasional, mulai dari pemberian materi pelajaran yang "gelap mata" yaitu mulai pada semester ke dua hanya diajarkan mata pelajaran yang diujikan secara nasional,....... ini merupakan kedloliman yang telah dilakukan oleh sekolah terhadap peserta didik. Ada juga cerita miring yang tentang pengawasan pelaksanaan ujian nasional yang "diperlonggar" memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan kerjasama dalam mengerjakan soal.

Mari kita tunggu pengumuman hasil ujian nasional ulangan, kalau terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai yang diperoleh, saya sangat yakin terjadi "pelanggaran" POS dalam pelaksanaan ujian susulan. Ini hanya perkiraan saya saja, mudah-mudahan salah .......

Yang pasti para guru diskolah dibayar oleh rakyat untuk mendidikan dan mengajar tidak hanya transfer ilmu, jangan korbankan para guru untuk kepentingan politik atau untuk mencari nama baik para penguasa baik itu tingkat pusat maupun daerah.

Kalau kita tengok ke belakang, beberapa puluh tahun yang lalu, para orang tua kita sekolah dengan keadaan yang serba terbatas, dengan guru yang hanya lulusan "sekolah rakyat" dengan fasilitas yang seadanya, pun hasilnya luar biasa,........ kini setelah sekolah di tingkatkan sarana dan prasarananya, kompetensi guru yang sangat tinggi, ..... tapi kemampuan siswa tidak selalu bisa lebih baik. Apanya yang salah? Ada pengamat mengatakan pelayanan pemerintah terhadap pendidikan kurang, ach.... terlalu dini mengatakan hal ini. Yang jelas motivasi siswa sekarang dalam belajar sangat kurang, kemampuan menulis siswa juga sangat rendah, karena begitu banyak sarana dan prasarana yang memanjakan mereka.

Lingkungan yang serba instan, bahasa aley yang tidak karuan ikut menyumbang mundurnya tingkat kemampuan siswa, HP dan Televisi juga sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa. Memang tidak mungkin kita terhindar dari perkembangan teknologi seperti ini, tidak mungkin kita menutup mata, namun kita semua dapat menjadikan sarana ini sebagai sarana untuk menunjang kemampuan bukan malah sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar